04 September 2008

Sebuah Renungan dan Peringatan

Kalau ghibah dalam Islam disebut sebagai suatu dosa, maka ada suatu perbuatan yang lebih berat lagi, iaitu mengadu domba (namimah). Iaitu memindahkan omongan seseorang kepada orang yang dibicarakan itu dengan suatu tujuan untuk menimbulkan permusuhan antara sesama manusia, mengotori kejernihan pergaulan dan atau menambahkan keruhnya pergaulan.
Al-Quran menurunkan ayat yang mencela perbuatan hina ini sejak permulaan masa Mekah. Firman Allah:-
"Dan jangan kamu tunduk kepada orang yang suka sumpah yang hina, yang suka mencela orang, yang berjalan ke sana ke mari dengan mengadu domba."-- Quran 10-11

Dan sabda Rasulullah saw
"Tidak masuk syurga orang-orang yang suka mengadu domba" HR BUKHARI DAN MUSLIM

QATTAT kadang-kadang disebut juga NAMMAM, iaitu seorang berkumpul bersama orang banyak yang sedang, membicarakan suatu perbicaraan, kemudian dia menghasut mereka.
Dan QATTAT itu sendiri, iaitu seseorang yang memperdengarkan sesuatu kepada orang banyak padahal mereka tidak mengetahuinya, kemudian dia menghasut mereka itu.
Rasulullah saw pernah bersabda:-
"Sejelek-jelek hamba Allah iaitu orang-orang berjalan ke sana ke mari dengan mengadu domba, yang memecah belah antara kekasih, yang suka mencari-cari cacat orang-orang yang baik. - HR Ahmad"

Islam dalam rangka memadamkan pertengkaran dan mendamaikan pertentangan, membolehkan kepada juru pendamai itu untuk merahsiakan omongan tidak baik yang dia ketahui dari omongan baik yang tidak di dengarnya. Seperti yang dikatakan Nabi dalam hadisnya:-
"Tidak termasuk dusta orang yang mendamaikan omongan jelek, kemudian cepat-cepat memindahkan omongan itu dengan menambah-nambah untuk memperdayakan atau kerana senang adanya kehancuran dan kerusakan."

Islam sangat membenci orang-orang yang suka mendengarkan omongan jelek, kemudian cepat-cepat memindahkan omongan itu dengan menambahkan-nambahkan untuk memperdayakan atau kerana senang adanya kehancuran dan kerusakan.
Manusia semacam ini tidak mau membatasi diri sampai kepada apa yang didengar itu saja, sebab keinginan untuk menghancurkan itulah yang mendorongnya menambahkan omongan yang mereka dengar. Dan jika mereka tidak mendengar, mereka berdusta.
Kata seorang penyair:-
"Kalau mereka mendengar kebaikan, disembunyikan Dan kalau mendengarkan kejelakan, disiarkan Tetapi jika tidak mendengar apa-apa, ia berdusta."

Ada seorang laki-laki masuk ke tempat Umar b Abdul Aziz, kemudian membicarakan tentang hal seseorang yang tidak disukainya. Maka berkatalah Umar kepada si laki-laki tersebut: kalau boleh kami akan menyelidiki permasalahan mu itu. Tetapi jika kamu berdusta, maka kamu tergolong orang yang disebutkan dalam ayat ini.
"Jika datang kepada mu seorang fasiq dengan membawa suatu berita, maka selidikilah." - Surah Hujurat 6

Dan jika kamu benar, maka kamu tergolong orang disebutkan dalam ayat:-
"Orang yang suka mencela, yang berjalan ke sana ke mari dengan mengadu domba" - Surah Qalam 11

Tetapi kalau kamu suka, saya akan memberi pengampunan. Maka jawab orang laki-laki tersebut: "pengampunan saja ya amiral mu'minin, saya berjanji tidak berulangi lagi."

-Syekh Muhammad Yusuf El Qardlawi

Tiada ulasan: